Minimalist Lifestyle dalam Islam

Belakangan ini, sudah tidak jarang lagi kita mendengar istilah Minimalism, minimalist atau seseorang yang hidup minimalis. Dahulu konsep minimalis itu hanya dipakai pada desain interior saja, namun ternyata, jauh lebih dalam lagi, konsep minimalis juga dipakai sebagai gaya hidup, yang disebut Minimalist lifestyle.


Sebenarnya apa sih gaya hidup minimalis itu?
Menurut Fumio Sasaki dalam bukunya "Goodbye, things", gaya hidup minimalis adalah ketika kita mempertahankan dan hanya memiliki barang yang benar-benar penting dan memiliki manfaat bagi kita.

Menurut penulis sendiri, minimalisme itu adalah gaya hidup sederhana dan bijak dalam mengontrol segala kebutuhan, sehingga yang kita miliki benar-benar yang kita butuhkan. Ketika membeli sesuatu, maka parameter yang digunakan adalah kebutuhan, bukan keinginan. Singkatnya, gaya hidup minimalis ini berkebalikan dengan sifat konsumtif.

Gaya hidup minimalis ini bukan berarti bahwa seseorang itu hidup serba kekurangan karena hanya memiliki sedikit barang atau cenderung membeli apapun secukupnya. Sebaliknya, dari segi keuangan, orang yang menerapkan gaya hidup ini akan memiliki keuangan yang relatif lebih terkontrol karena tidak akan mengeluarkan uangnya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

Konsep minimalisme ini semakin hari semakin menjadi tren gaya hidup yang dipilih banyak orang karena memiliki banyak manfaat dari segi psikologis dan lingkungan. Gaya hidup ini awalnya lebih dikenal dari negeri sakura, Jepang, dengan budaya mereka yang sederhana. Namun, jika ditelisik jauh lebih dalam lagi, ternyata prinsip hidup minimalis yang saat ini banyak diterapkan tersebut memiliki nilai-nilai keislaman dan sudah lebih dulu ada dalam Islam.

Contohnya, Allah telah mengatakan dalam Al Quran surah Al-A'raf ayat 31 :
"Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."


Kemudian Islam juga mengajarkan kita memiliki sifat qana'ah atau selalu merasa cukup. Hal ini juga memiliki kesamaan dengan prinsip-prinsip gaya hidup minimalis, yang hidup secara sederhana dan selalu merasa cukup. Sebagaimana dalam sebuah hadits dari ’Ubaidillah bin  Mihshan  Al Anshary dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi no. 2346, Ibnu Majah no. 4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib).

Masyaallah, sejalan dengan prinsip hidup minimalis, Islam ternyata sudah mengajarkan kita betapa indahnya hidup dalam kesederhanaan, tidak berlebihan, dan selalu merasa cukup. Sebagai hamba Allah, sudah seharusnya kita menerapkan prinsip tersebut karena sudah diperintahkan oleh Allah dan juga termasuk ke dalam sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal-hal ini Insyaallah akan melahirkan rasa syukur atas segala nikmat yang Allah berikan.


Referensi :
1. Al-Quran Terjemahan. 2019. Departemen Agama RI. Bandung : Cordoba.
2. Sasaki, Fumio. 2018. Goodbye, things: hidup minimalis ala orang jepang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
3. Quadri, MH. A Comparative Study of Minimalist Lifestyle and The Islamic Practice of Simple Living. 2021. (2):1-6.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamu Bisa _ Maidany

Know your mahram